Padaawal abad 20 inilah istilah teater eksperimental berkembang. Banyak gaya baru yang lahir baik dari sudut pandang pengarang, sutradara, aktor ataupun penata artistik. Tidak jarang usaha mereka berhasil dan mampu memberikan pengaruh seperti gaya simbolisme, surealisme, epik, dan absurd. Tetapi tidak jarang pula usaha mereka.
AnalisisPlot Drama (Telaah Jalan Cerita) By Blogger Bisnis 2:15 PM Post a Comment. Suatu karya sastra apapun bentuknya pasti memiliki unsur-unsur di dalamnya yang membangun keutuhan karya sastra itu. Drama merupakan salah satu karya sastra yang memiliki unsur-unsur yang tidak jauh berbeda dengan unsur dalam cerpen, novel, maupun roman.
Strukturdalam drama yaitu prolog, dialog, dan epilog. 1. Prolog. Prolog merupakan bagian awal dari sebuah drama. Prolog biasanya digunakan untuk menceritakan gambaran drama yang akan dimainkan secara umum. 2. Dialog. Dialog merupakan bagian yang paling penting dalam sebuah drama.
Vay Tiền Nhanh. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Data PementasanKelompok Pementas Komunitas Santri KOMSAN IAIN PontianakBentuk Pementasan TeaterNaskah CharlieWaktu Pementasan 12 Desember 2017 Pukul - selesaiTempat Pementasan Taman Budaya, PontianakPenonton UmumPementas Mahasiswa IAIN angkatan 2013Dokter Ali Wafan/fakultas syariah/perbankan Andi Muhammad Ismai/fakultas syariah/jurusan Ichmal Furqan/fakultas syariah/jurusan Muamalahhukum islam.Ringkasan Isi PementasanDalam teater yang berjudul Charlie yang dipentaskan oleh mahasiswa IAIN Pontianak angkatan 2013 ini mengisahkan tentang seorang Kakek dan Cucunya mencari seseorang yang bernama Charlie. Pencarian tersebut terhenti karena seiring perjalanan waktu, usia kakek yang tak lagi muda memiliki permasalahan terhadap matanya. Karena merasa matanya mulai rabun ia pergi kedokter bersama dengan Cucunya mencari solusi agar matanya sembuh, mungkin dengan kacamata. Setelah sampai di tempat dokter, Cucunya langsung menceritakan segala permasalahan pada mata Kakek dan memberi tahu apa tujuan dari pengobatan mata Kakek, yaitu agar Kakek bisa melihat dengan jelas dan dengan mudah menembak Charlie orang yang paling mereka takuti. Mendengar penjelasan Cucunya, tentu saja Dokter tidak menyutujui tujuan dari penyembuhan mata Kakek karena dengan alasan kemanusian dan mengatakan bahwa kakek tidak muda lagi untuk mengangkat senjata. Tetapi tetap saja Cucunya memaksa agar melakukan penyembuhan terhadap Kakeknya, dengan tekad yang kuat Cucunya memaksa dengan menodongkan pistol di kepala Dokter. Ya mau tidak mau Dokter mencoba dengan berpura-pura membantu menyumbuhkan tetapi hasilnya nihil, padahal Dokter tau apa yang bisa membuat mata Kakek itu sembuh yaitu dengan kacamata yang ia kenakan, tetapi tetap saja ia tidak memberikannya. Gerak-gerik Dokter mulai terbaca oleh sang cucu, ia mengetahui apa yang sebenarnya bisa menyembuhkan mata Kakek. Dengan keberanian dan tekad yang tinggi Cucu mulai merampas kacamata yang dimiliki Dokter itu dan kemudian memakaikan kacamata itu kepada Kakek. Setelah Kakek menggunakannya terlihat jelaslah apa yang seharusnya terlihat jelas oleh Kakek. Kakek akhirnya mengenal kembali tentang Charlie setelah memakai kacamata. Setelah sembuh matanya Kakek dan Cucunya langsung saja menduga bahwa Dokterlah yang harus mereka musnahkan karena mereka merasa bahwa Dokterlah yang mereka buru selama ini yaitu Charlie. Tentu saja Dokter tidak mengakuinya ia malah mempengaruhi pemikiran kuat Kakek dan Cucunya itu, dengan mengatakan bahwa Charlie akan tiba di tempat itu dan Dokter juga mennyampaikan Charlie pernah mengatakan bahwa kedua orang yang aku temui adalah orang yang bodoh, munafik, dan pengkhianat. Dengan perasaan yang mengebu-gebu dan memanas Kakek dan Cucunya terus menunggu kedatangan Charlie yang tak kunjung datang. Isi Resensi bentukDilihat dari aspek bentuk, menurut saya pementasan Teater ini sangat baik, dengan melibatkan pemain yang jumlahnya tiga orang. Sangat baik karena menggambarkan suatu kehidupan realita yang terjadi saat ini di Indonesia yang perankan oleh dokter, kakek dan cucu sesuai dengan karakteristik dari cerita yang diangkat. Setting tempat praktek dokter mata sangat sesuai dengan cerita yang di angkat dalam Teater isi 1 2 Lihat Film Selengkapnya
- Tata cahaya dalam seni teater memiliki fungsi yang sangat penting. Tata cahaya sering juga disebut lighting, yang mana salah satu tujuannya ialah untuk membuat pertunjukan teater semakin hidup. Dalam pertunjukan teater, tata cahaya akan membantu penonton untuk memahami keseluruhan isi cerita, mulai dari penokohan hingga suasana tata cahaya dalam teater Menurut Kidung Asmara Sigit dalam buku Alamanak Manajemen Panggung Sebuah Kunjungan ke Belakang Panggung Tiga Grup Teater di Indonesia 2019, tata cahaya merupakan teknik pengaturan cahaya untuk memberi warna pada elemen visual di atas panggung, seperti tata rias, tata panggung, pemeran teater, maupun keseluruhan isi panggung. Dalam teater, cahaya menjadi tampilan akhir dari konsep visual yang dibawakan di atas panggung. Penggunaannya pun tidak boleh asal, karena harus disesuaikan dengan gambaran ceritanya. Contohnya agar suasana tegang dapat tercipta, lighting cenderung dibuat redup atau agak gelap. Contoh lainnya saat latar waktunya pagi hari, maka tata pencahayaan dibuat semirip mungkin dengan waktu pagi. Baca juga Manajemen Produksi Seni Teater ModernTeknik tata pencahayaan dalam teater Tata cahaya membutuhkan penguasaan teknik yang baik. Seorang penata cahaya harus mempelajari pengetahuan dasar, penguasaan peralatan serta melatih kemampuan untuk mengatur cahaya sesuai dengan kisah dalam teaternya. Agar lebih mudah memahaminya, berikut merupakan beberapa teknik tata pencahayaan dalam teater Tata pencahayaan teater harus diatur supaya tidak menyebar ke area lain Mengutip dari jurnal Kajian Ruang dan Cahaya sebagai Tanda pada Peristiwa Teater Realis 2016 karya Shirly Nathania Suhanjoyo, agar cahaya tidak menyebar ke area lain, bisa diterapkan batasan cahayanya untuk menentukan area mana saja yang akan diatur lightingnya. Contohnya penggunaan pintu yang bisa menjadi salah satu penerapan batasan cahaya, karena ruangnya akan menjadi terbatas. Sehingga cahaya menjadi terbatas pada satu atau beberapa area saja. Memperhatikan titik fokus pencahayaannya Saat mengatur lighting, tentukan terlebih dahulu titik fokusnya, yang didasarkan pada naskah teater. Umumnya lighting sering menerangi hampir seluruh bagian panggung, tetapi jika dalam naskah ditemui ketentuan lainnya, maka tata pencahayaannya juga harus disesuaikan. Baca juga Teater Tradisional Ciri-CIiri, Jenis, Unsur, dan Contohnya
INIRUMAHPINTAR - Sebutkan Unsur-Unsur Lakon Teater dan Penjelasannya? Teater sebagai seni merupakan salah satu jenis seni pementasan dengan medium utamanya manusia yang dibangun oleh beberapa unsur pembentuknya, salah satunya unsur lakon dalam konteks seni pementasan lebih populer disebut dengan lakon yang punya peranan dan diperankan oleh tokoh utama yakni boga lalakon. Lakon sebagai karya sastra dapat diartikan sebagai ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, ide, perasaan, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kongkret yang membangkitkan pesona dengan alat media bahasa. Pesona atau daya tarik keindahan di dalam sastra, setidaknya dapat dipahami melalui bentuk, isi, ekspresi, dan bahasa ungkap seorang sastrawan dengan persyaratan unsur-unsur di dalamnya, yaitu adanya; Alur, tema, tokoh, karakter, setting, dan sudut pandang pengarang. Unsur-unsur tersebut, hendaknya mengandung muatan; 1 Keutuhan unity artinya setiap bagian atau unsur yang ada menunjang kepada usaha pengungkapan isi hati sastrawan. Dengan kata lain tidak adanya unsur kebetulan, semuanya direncanakan dan dipertimbangkan secara seksama. 2 Keselarasan harmony artinya berkenaan dengan hubungan satu unsur dengan unsur lain, harus saling menunjang dan mengisi bukan mengganggu atau mengaburkan unsur yang lain. 3 Keseimbangan balance ialah bahwa unsur-unsur atau bagian-bagian karya sastra, baik dalam ukuran maupun bobotnya harus sesuai atau seimbang dengan fungsinya. Sebagai contoh, adegan yang kurang penting dalam naskah drama akan lebih pendek daripada adegan yang penting. Demikian juga halnya di dalam puisi bahwa yang dianggap penting akan terjadi pengulangan kata atau kalimat dalam baris lain. 4 Fokus atau pusat penekanan sesuatu unsur right emphasis artinya unsur atau bagian yang dianggap penting harus mendapat penekanan yang lebih daripada unsur atau bagian yang kurang penting. Unsur yang dianggap penting akan dikerjakan sastrawan lebih seksama, sedang yang kurang penting mungkin hanya garis besar dan bersifat skematik saja. Unsur-Unsur LAKON Teater dan Penjelasannya Unsur bahasa merupakan faktor penting dalam berkomunikasi antara pemeran dan penonton, terutama dalam menyampaikan isi pesan yang dilontarkan melalui para pemerannya. Maksud bahasa di sini adalah bahasa secara penyampaian verbal. Hal ini untuk membedakan dengan bahasa gerak, tari atau pun mime. Dengan alasan ciri dari teater rakyat, termasuk di dalamnya yang bersifat spontan, maka dalam membawakan lawakan maupun dalam lakon cerita dikatakan Soemardjo, 200419 yakni nilai dan laku dramatik dilakukan secara spontanitas. Hal ini, jelas dalam menyikapi laku dramatik yang dibangun secara spontanitas para pemainnya sebagaimana dijelaskan Sembung, 199232 bahwa lakon teater rakyat, Topeng Banjet yang ada di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Biasanya menggunakan lakon yang telah dipakai dan kadangkala diulang-ulang dan sangat dikenal oleh pemain dan masyarakat setempat sehingga kerja penyiapan materi seninya tidak terlalu bergantung pada latihan khusus. Naskah lakon teater, khususnya teater tradisional ditangan sang koordinator dan biasanya merangkap pimpinan grup, atau orang yang dituakan dalam kelompok seninya. Lakon yang akan dibawakan baik diminta atau tidak yang empunya hajat penanggap seni merupakan bahan lakon yang perlu dipahami, dan diperankan secara saksama. Adapun bahan lakon tersebut yakni dari teks lisan dalam bentuk garis besar lakon bedrip lakon, cerita disampaikan koordinator kepada para pemain yang ditindak lanjuti menjadi wujud pementasan. Dalam pementasan teater kedudukan lakon menjadi unsur penting. Lakon yang telah ditentukan sebagai bahan pementasan teater, terlebih dahulu dianalisis bagian-bagiannya, antara lain ; alur plotting, tema thought, tokoh dramatic person, karakter character, Tempat kejadian peristiwa Setting, dan Sudut pandang pengarang point of view. Unsur tokoh dan karakter atau perwatakan sebagai unsur seni peran, telah dibahas pada pertemuan bab sebelumnya. Selanjutnya, untuk mempelajari naskah lakon teater, kamu harus memulainya dengan memahami beberapa unsur, antara lain sebagai berikut. 1. Alur atau Jalan cerita Alur dalam bahasa Inggris disebut plot. Alur dapat diartikan sebagai jalan cerita, susunan cerita, garis cerita atau rangkaian cerita yang dihubungkan dengan sebab akibat hukum kausalitas. Artinya, tidak akan terjadi akibat atau dampak, kalau tidak ada sebab atau kejadian sebelumnya. Berbicara alur dapat dikemukakan pula tentang alur maju dan alur mundur. Alur maju, artinya rangkaian cerita mengalir dari A sampai Z. Adapun Alur mundur, cerita berjalan, yaitu, penggambaran cerita yang mengakhirkan bagian awal, dapat juga cerita di dalam cerita atau disebut dengan flashback. a Introduksi= Pengenalan tokoh misalnya Arif, Tuti, Ayah, Ibu, Paman dan Orang Tua Arif b Reasing Action = tokoh utama memiliki itikad Tokoh Arif c Konflik = tokoh utama mengalami pertentangan Itikad Arif dihambat oleh orang tua Tuti d Klimaks = terselesaikannya persoalan tokoh utama kedua orang tua Tuti merestui Arif dalam hubungan cinta e Resolusi = penurunan klimaks atau disebut anti klimaks Kedua orang tua Arif melamar Tuti f Kongklusi = kesimpulan cerita atau kisah Arif dan Tuti bersanding dipelaminan Faktor pertama dan utama dalam memilih naskah lakon terletak pada kekuatan memilih tema. Masalah yang diangkat, gagasan cerita yang digulirkan melalui alur, dan pesan moral bersifat aktual atau tidak. Pesan moral yang dimaksud harus mengangkat nilai-nilai kemanusiaan agar tercipta keseimbangan hidup, harmonis, dan bermakna. 2. Tema Tema adalah pokok pikiran. Di dalam tema terkandung tiga unsur pokok, yaitu 1 masalah yang diangkat, 2 gagasan yang ditawarkan, dan 3 pesan yang disampaikan pengarang. Masalah yang diangkat di dalam tema cerita berisi persoalan-persoalan tentang kehidupan, berupa Ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan, pada suatu masyarakat tertentu dalam lingkup luas atau terbatas. Gagasan yang ditawarkan dalam tema adalah jalan pikiran pengarang untuk memberikan gambaran cerita dari awal sampai akhir. Pesan di dalam tema sebuah lakon berupa kesimpulan ungkapan pokok cerita dari pengarang. Tema-tema yang ada pada lakon drama atau teater, biasanya tentang; kepahlawanan heroic, pendidikan educatif, sosial social, kejiwaan pscykologi, keagamaan religius. Tema lakon di dalam teater remaja, biasanya lebih didasarkan pada muatan pendidikan untuk menumbuh-kembangkan mental, moral, dan pikir. Contoh, dalam memahami tema, temanya pendidikan; masalahnya adalah “narkoba“, gagasan atau idenya adalah “menghilangkan nyawa”, pesan moral atau nilainya adalah “jauhi narkoba” sebab menghilangkan nyawa. 3. Penokohan Penokohan di dalam teater dapat dibagi dalam beberapa peran, antara lain protagonis, antagoni, deutragonis, foil, tetragoni, confident, raisonneur dan utility. Secara rinci pesan tersebut dapat dijelaskan berikut. a. Protagonis adalah tokoh utama, pelaku utama atau pemeran utama boga lalakon disebut sebagai tokoh putih. Kedudukan tokoh utama adalah menggerakkan cerita hingga cerita memiliki peristiwa dramatik konflik b. Antagonis adalah lawan tokoh utama, penghambat pelaku utama disebut sebagai tokoh hitam. Kedudukan tokoh antagonis adalah yang mengahalangi, menghambat itikad atau maksud tokoh utama dalam menjalankan tugasnya atau mencapai tujuannya. tokoh antagonis dan protagonis biasanya memiliki kekuatan yang sama, artinya sebanding menurut kacamata kelogisan cerita di dalam membangun keutuhan cerita. c. Deutragonis adalah tokoh yang berpihak kepada tokoh utama. Biasanya tokoh ini membantu tokoh utama dalam menjalankan itikadnya. Kadangkala, tokoh ini menjadi tempat pengaduan atau memberikan nasihat kepada tokoh utama. d. Foil adalah tokoh yang berpihak kepada lawan tokoh utama. Biasanya tokoh ini membantu tokoh antagonis dalam menghambat itikad tokoh utama. Kadangkala, tokoh ini menjadi tempat pengaduan atau memberikan nasihat untuk memperburuk kondisi kepada tokoh antagonis. e. Tetragonis adalah tokoh yang tidak memihak kepada salah satu tokoh lain, lebih bersifat netral. Tokoh ini memberi masukan-masukan positif kedua belah pihak untuk mencari jalan yang terbaik. f. Confident adalah tokoh yang menjadi tempat penyampaian tokoh utama. Pendapat-pendapat tokoh utama tersebut pada umumnya tidak boleh di-ketahui oleh tokoh-tokoh lain selain tokoh tersebut dan penonton. g. Raisonneur, adalah tokoh yang menjadi corong bicara pengarang kepada penonton. h. Utility adalah tokoh pembantu baik dari kelompok hitam atau putih. Tokoh ini dalam dunia pewayangan disebut goro-goro punakawan. Kedudukan tokoh utilitty, kadangkala ditempatkan sebagai penghibur, penggembira atau hanya sebatas pelengkap saja, Artinya, kehadiran tokoh ini tidak terlalu penting. Ada atau tidaknya tokoh ini, tidak akan mempengaruhi keutuhan lakon secara tematik. Kalau pun dihadirkan, lakon akan menjadi panjang atau menambah kejelasan adegan peristiwa yang dibangun. Dalam kaitan penokohan di dalam teater rakyat atau teater tradisional cenderung bersifat flat. Artinya, setiap pemain atau pemeran yang akan membawakan penokohan cerita tidak berubah atau jarang berubah orang sesuai dengan karakter atau kebiasaan tokoh yang dibawakan dalam membawakan peranannya. Oleh karena itu, di dalam teater rakyat, mengenal pembagian casting berdasarkan kebiasaan tokoh yang dibawakan. Apakah itu tokoh pejabat, penjahat, goro-goro atau peran utama dengan paras yang ganteng. Dengan tipe casting inilah, teater rakyat akan lebih mudah untuk mengembangkan cerita dengan tingkat improvisasi dan spontanitas tinggi tanpa naskah. 4. Karakter Karakter adalah watak atau perwatakan yang dimiliki tokoh atau pemeran di dalam lakon. Watak atau perwatakan yang dihadirkan pengarang dengan ciri-ciri secara khusus, misalnya berupa; status sosial, fisik, psikis, intelektual, dan religi. Status sosial sebagai ciri dari perwatakan adalah menerangkan kedudukan atau jabatan yang diemban tokoh dalam hidup bermasyarakat pada lingkup lakon, antara lain; orang kaya, orang miskin, rakyat biasa atau jelata, penggangguran, gelandangan, tukang becak, kusir, guru, mantri, kepala desa, ulama, ustad, camat, bupati, gubernur, direktur atau presiden, dan lain-lain. Fisik sebagai ciri dari perwatakan, menerangkan ciri-ciri khusus tentang jenis kelamin laki-laki perempuan atau waria, kelengkapan pancaindra atau keadaan kondisi tubuh cantik-jelek, tinggi-pendek, kurus-buncit, kekar-lembek, rambut hitam atau putih, buta, pincang, lengan patah, berpenyakit atau sehat, dan lain-lain. Psikis sebagai ciri dari perwatakan menerangkan ciri-ciri khusus mengenai hal kejiwaan yang dialami tokoh, seperti; sakit ingatan atau normal, depresi, traumatic, mudah lupa, pemarah, pemurah, penyantun, pedit, pelit, dermawan, dan lain-lain. Intektual sebagai ciri dari perwatakan menerangkan ciri-ciri khusus mengenai hal sosok tokoh dalam bersikap dan berbuat, terutama dalam mengambil sebuah keputusan atau menjalankan tanggung jawab. Misalnya, kecerdasan pandai atau bodoh, cepat tanggap atau apatis, tegas atau kaku, lambat atau cepat berpikir, kharismatik gambaran sikap sesuai dengan kedudukan jabatan, tanggung jawab berani berbuat berani menanggung resiko, asalkan dalam koridor yang benar. Karakter tokoh akan lebih mudah dicerna, karena kekhasan tokoh dan pembiasaan membawakan tokoh menjadi landasan dalam membangun karakter peran di dalam penyajian lakon teater. Biasanya pemeran yang berperawakan tinggi besar, berperilaku kasar, handal menampilkan silat akan cenderung membawakan tokoh dengan karakter Jawara atau tokoh jahat. Adapun pemain yang berperawakan tinggi besar dengan paras ganteng akan menerima tokoh dengan karakter tokoh baik. Begitu pula dengan pendukung yang bertubuh kecil dan jelek tetapi mampu mengocek perut akan hadir sebagai tokoh utility atau detragonis atau foil. 5. Setting Setting dalam sebuah lakon merupakan unsur yang menunjukan; tempat dan waktu kejadian peristiwa dalam sebuah babak. Berubahnya setting berarti terjadi perubahan babak, begitu pula dengan sebaliknya. Perubahan babak berarti terjadi perubahan setting. Tempat sebagai penunjuk dari unsur setting di dalam lakon, mengandung pengertian yang menunjuk pada tempat berlangsungnya kejadian. Misalnya di rumah, di hotel, di stasiun, di sekolah, di kantor, di jalan, di hutan, di gang jalan, di taman, di tempat kumuh, di lorong , di kereta api, di dalam Bus, dan seterusnya. Waktu sebagai bagian unsur setting di dalam lakon, menjelaskan tentang terjadinya putaran waktu, yakni siang-malam, pagi-sore, gelap-terang, mendung, cerah, pukul lima, waktu Ashar, waktu Subuh, zaman kemerdekaan, zaman orde baru, zaman reformasi 6. Point of View Setiap lakon, termasuk lakon teater anak-anak, remaja, dewasa atau pun untuk semua umur pasti melibatkan sudut pandang pengarang atau penulis. Sudut pandang pengarang atau penulis ini disebut point of view. Sebagai gambaran intelektualitas dan kepekaan pengarang atau creator dalam menangkap dan memaknai fenomena yang terjadi. Memahami dan menangkap tanda-tanda tentang sudut pandang pengarang merupakan hal penting bagi seorang creator panggung atau pembaca agar terjadi kesepahaman, kesejalanan atau tidak setuju dengan apa yang ditawarkan dan dikehendaki pengarang. Apabila seorang creator dalam proses kreatifnya mengalami kesulitan menemukan pandangan inti pengarang, secara etika creator dapat melakukan konsultasi atau wawancara dengan penulis tentang maksud dan tujuan dari lakon yang ditulis. Nah, setelah kamu belajar tentang unsur-unsur lakon, jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini! 1. Apa saja yang kamu ketahui tentang unsur lakon dalam teater? 2. Jelaskan pengertian lakon teater? 3. Jelaskan unsur-unsur pementasan teater? 4. Apa perbedaan pemakaian unsur bahasa yang digunakan dalam lakon teater tradisional rakyat dan teater tradisional istana?
dalam pementasan teater sudut pandang pengarang disebut juga dengan